Olahraga 360 – Ribuan suporter memutihkan tribun Estadio Monumental ketika peluit pertama berbunyi tepat pukul 07.01 WIB. Tujuh menit berselang, teriakan “¡Gol!” menggema: Facundo Colidio menggocek dua bek, memotong dari half-space kanan, dan melepaskan tembakan datar yang menipu Juan Pablo Cozzani. Momentum itu menentukan ritme River Plate vs Platense, memaksa tim tamu turun lebih dalam daripada rencana awal blok 5-3-2 mereka.
Gallardo—kembali ke kursi pelatih usai vakum semusim—memasang trio Colidio-Maximiliano Salas-Santiago Lencina. Rotasi ketiganya memecah orientasi mark-to-man Platense. Data Opta mencatat River menghasilkan 68% penguasaan dan 487 operan bersih sepanjang babak pertama, tetapi efektivitas bukan cuma soal bola: Los Millonarios melepas enam tembakan ke gawang, menggandakan ancaman setiap 7,4 menit.
Di sisi lain, Carlos González meminta Platense bermain vertical release pass ke sayap, berharap Ronaldo Martínez bisa memenangi duel udara melawan Paulo Díaz. Strategi itu berbuah di menit 24: Mainero mengirim crossing setengah melengkung; Martínez melompat di antara L. Martínez dan Dïaz, menanduk ke sudut kiri Armani—skor 1-1, napas tim tamu kembali.
Analisis Taktik Kompleks Pertarungan River Plate vs Platense di Tengah Lapangan Modern Argentina
Sekilas, statistik menggambarkan duel seimbang: 11 tembakan River, 9 tembakan Platense. Namun peta panas memperlihatkan perbedaan krusial. River memadatkan 43% aksinya di half-space kiri; area favorit untuk overload antara Gonzalo Montiel dan Colidio. Platense malah kehilangan koneksi vertikal setelah Leonardo Picco terjebak dua-lawan-satu—Lencina turun, Enzo Pérez naik, jalur passing pun tertutup.
Maximiliano Salas adalah penentu babak pertama. Penyerang 25 tahun itu tak hanya mencetak gol kedua River di menit 39 (flick tumit menyelesaikan crossing Colidio), tetapi juga menekan build-up Platense hingga lima kali. Dengan xG 0,34, Salas menjadi pemain paling klinis dalam pertandingan River Plate vs Platense versi statistik Stats Perform.
Babak kedua, González berjudi: mengganti bek Gonzalo Goñi dengan gelandang Marcos Portillo dan mengubah formasi 5-2-3 menjadi 4-4-2 berlian. Keputusan itu tampak berani—Portillo menambah tenaga presing—namun berujung bencana. Lini tengah Platense kehilangan lebar, River dengan mudah memecah blok melalui switch play Montiel ke Acuña.
Kartu Merah Portillo: Titik Balik Momentum Dalam 90 Menit
Menit 75, Portillo melakukan tekel dua kaki kepada Enzo Pérez. Wasit Fernando Rapallini awalnya mengeluarkan kartu kuning, tapi VAR menganulir dan menaikkan sanksi menjadi merah langsung. Sejak itu expected threat River melonjak dari 0,09 per menit ke 0,17; Platense hanya mampu keluar dari setengah lapangan sendiri dua kali sampai laga usai.
Gallardo merespons dengan pergantian tiga sekaligus: Gonzalo “Pity” Martínez, Miguel Borja, dan Germán Pezzella. Pity mengambil alih kreativitas; Borja berperan sebagai target man murni. Kombinasi keduanya pecah di injury-time: Pity menusuk flank kiri, cut-back ke titik penalti, Borja menembak first-time ke pojok kanan—3-1 pada menit 90+1, memastikan tiga poin River Plate vs Platense.
González mengakui kesalahannya seusai laga: “Kami ingin agresif, tetapi keseimbangan hilang. Ketika Portillo keluar, struktur kami runtuh.” Sebaliknya, Gallardo menyanjung mental tim: “Tertinggal bukan alasan panik. Kami menunggu ruang, lalu mengeksekusi.”
Dampak Strategis Kemenangan Bagi Klasemen dan Agenda Pekan Depan
Dengan kemenangan ini, River langsung memimpin klasemen fase kedua Liga Profesional Argentina—unggul selisih gol atas Atlético Tucumán dan San Lorenzo. Model FiveThirtyEight memutakhirkan peluang Los Millonarios menjadi juara dari 23% ke 31% sesaat setelah peluit akhir.
Platense terdampar di peringkat 15 akibat defisit dua gol. Tantangan berikutnya: menjamu CA Sarmiento tanpa Portillo (skorsing) dan mungkin tanpa Ronaldo Martínez yang ditarik keluar karena hamstring. Jika performa sayap tidak segera improve, tim ini terancam meniru start lambat musim lalu yang memaksa mereka mengejar play-off di jornada akhir.
Bagi River, jadwal kian berat: tandang ke Rosario Central dan Superclásico melawan Boca Juniors hanya berselang empat hari. Gallardo harus memutar rotasi sebab Colidio menempuh 10,4 km berintensitas tinggi—angka tertinggi di laga River Plate vs Platense malam tadi. Positifnya, kedalaman skuad terbilang mumpuni; Miguel Borja terbukti masih tajam, dan Pity Martínez siap memberi variasi kreativitas.
Secara makro, laga ini memperlihatkan dua pelajaran: 1) Transisi defensif cepat tetap menjadi penentu di liga yang semakin menuntut pressing tinggi, 2) Kedalaman bangku cadangan mampu mengubah cerita bahkan sebelum menit 90. Bila Platense ingin bangkit, mereka harus menyusun ulang struktur blok menengah dan belajar menjaga disiplin agar kartu merah tak lagi menggagalkan ambisi.
Sumber: ESPN