Olahraga 360 – Isu pelatih baru Timnas Indonesia kembali menyalakan mesin besar percakapan sepak bola nasional. Hari ini, Senin 22 Desember 2025, satu nama paling sering disebut dalam berbagai kanal berita adalah John Herdman. Narasinya terdengar “hampir pasti”, bahkan beberapa laporan menyebut keputusan internal sudah mengerucut. Namun ada satu pengingat keras yang membuat euforia tertahan: PSSI, melalui Wakil Ketua Umum Zainudin Amali, menyatakan penunjukan itu belum final dan masih ada proses negosiasi yang harus disetujui kedua pihak, lalu pengumuman akan dilakukan Ketua Umum PSSI setelah rampung. Fakta ini penting karena membedakan rumor yang ramai dengan status yang benar-benar resmi. (Sumber detikSport, 19 Des 2025.)
Di tengah banjir kabar, yang membuat isu ini punya daya tarik tinggi bukan hanya karena nama besar. Ini soal timing dan tekanan. PSSI memang sudah mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert pada 16 Oktober 2025 melalui mutual termination. (Sumber detik, 16 Okt 2025.) Setelah itu, publik menagih kepastian: siapa yang memegang kemudi berikutnya, kapan diumumkan, dan apakah sosok itu cukup kuat untuk membawa Timnas ke arah yang lebih rapi, lebih disiplin, dan lebih konsisten. Di situlah John Herdman menjadi magnet, karena rekam jejaknya mudah dijual dan mudah diperdebatkan, sekaligus memicu klik.
Yang menarik, pola informasinya seperti dua jalur yang berjalan paralel. Jalur pertama adalah kabar internal: beberapa media menulis Exco sudah menyepakati nama tertentu, bahkan Tempo melaporkan keputusan menunjuk Herdman terjadi dalam rapat Exco pada 18 Desember 2025. Jalur kedua adalah jalur formal: PSSI tetap menahan kata “resmi” sampai negosiasi tuntas. Ketegangan dua jalur ini sering melahirkan satu fenomena yang disukai pembaca: “tinggal selangkah, tapi belum diumumkan.” Dan itulah yang membuat kata kunci John Herdman terus naik.
Kenapa rumor ini terasa sangat “dekat”
Ada alasan mengapa publik merasa berita ini bukan sekadar spekulasi liar. Pertama, ada pemberitaan yang menyebut proses internal Exco sudah selesai dan mengarah pada satu nama. Tempo menyebut PSSI memutuskan menunjuk Herdman dalam rapat Exco 18 Desember 2025. Selain itu, sejumlah media lain juga mengutip pernyataan dari internal Exco yang menguatkan bahwa nama itu mengemuka dan tinggal menunggu momentum pengumuman. Kedua, PSSI tidak menampik adanya proses, mereka hanya menegaskan statusnya belum final. DetikSport mengutip pernyataan singkat Zainudin Amali yang menyebut “Belum final” dan masih ada proses yang harus dinegosiasikan serta disetujui kedua belah pihak, baru kemudian diumumkan oleh Ketua Umum. Ini bukan bantahan, melainkan penguncian status proses. (Sumber detikSport, 19 Des 2025.)
Di mata pembaca awam, “belum final” sering terdengar seperti penolakan. Padahal di sepak bola profesional, ini bisa berarti hal yang lebih teknis: draf kontrak masih bergerak, klausul staf pelatih masih disusun, atau ada detail yang harus disepakati agar tidak menimbulkan konflik di tengah jalan. Ketika federasi mengumumkan pelatih sebelum semua klausul beres, risikonya besar. Jika ada perubahan mendadak, federasi bisa dianggap tidak rapi. Jika ada kesalahpahaman soal target, federasi dan pelatih bisa saling menyalahkan saat hasil tidak sesuai harapan. Jadi, penundaan pengumuman sering kali bukan drama, tetapi langkah pengamanan reputasi.
Di sisi lain, publik Indonesia juga sedang berada pada fase yang sensitif terhadap komunikasi federasi. Setelah pemutusan kerja sama dengan Patrick Kluivert pada 16 Oktober 2025, ruang opini suporter terbelah, tetapi satu titik temu selalu muncul: Timnas butuh kepastian program. (Sumber detik, 16 Okt 2025.) Karena itu, ketika nama John Herdman menguat, reaksi otomatis meluas: bukan hanya soal “siapa”, melainkan soal “apa yang akan berubah”.
Rekam jejak John Herdman yang membuat ekspektasi langsung naik
Jika PSSI benar-benar mengarah pada John Herdman, alasannya bisa dibaca dari CV yang sudah dikenal di panggung internasional. Profil resmi Canada Soccer mencatat Herdman pernah menjadi pelatih kepala Tim Nasional Putri Kanada dari 1 September 2011 sampai 8 Januari 2018, dengan catatan 108 laga internasional A, meraih 62 kemenangan, 14 imbang, dan 32 kalah. Ia juga menangani Kanada di Piala Dunia Putri 2015 serta Olimpiade 2012 dan 2016. (Sumber Canada Soccer.)
Portofolio seperti ini langsung memantik dua persepsi. Persepsi pertama: Herdman punya pengalaman membangun kultur tim dalam jangka panjang, bukan hanya mengganti taktik dari pertandingan ke pertandingan. Persepsi kedua: ia terbiasa bekerja dengan tekanan turnamen besar dan target federasi yang keras. Dua persepsi ini sangat menggoda untuk konteks Indonesia, yang sering menginginkan hasil cepat, tetapi sekaligus butuh fondasi pembinaan yang lebih tertata.
Namun E-E-A-T menuntut satu hal: rekam jejak tidak boleh dibahas setengah. Herdman juga terkait dalam sorotan kasus drone di sepak bola Kanada. Reuters melaporkan bahwa ia mengundurkan diri sebagai pelatih Toronto FC pada November 2024 di tengah berkembangnya skandal tersebut. Reuters juga melaporkan pada 29 Maret 2025 bahwa Herdman menerima surat teguran tertulis (admonishment) setelah proses disipliner terkait kasus drone, dan ia membela masa baktinya di Kanada. (Sumber Reuters, 30 Nov 2024 dan 29 Mar 2025.) Ini bukan vonis moral, tetapi data yang relevan, karena publik Indonesia cenderung menilai pelatih bukan hanya dari hasil di lapangan, tapi juga dari reputasi.
Wajib Tahu:
Profil resmi Canada Soccer mencatat John Herdman punya 108 laga internasional A bersama Tim Putri Kanada dengan 62 kemenangan, angka yang menunjukkan jam terbangnya membangun tim dalam siklus panjang. (Sumber Canada Soccer.)
Mengapa PSSI belum mengumumkan meski sinyal menguat
Kalimat “belum final” dari PSSI bukan sekadar basa-basi. DetikSport menegaskan bahwa Zainudin Amali menyebut masih ada proses yang harus dinegosiasikan dan disetujui kedua belah pihak, dan pengumuman akan dilakukan Ketua Umum setelah semuanya selesai. (Sumber detikSport, 19 Des 2025.) Dalam praktik, proses ini biasanya memuat beberapa hal yang sering luput dari perhatian publik.
Pertama, struktur tim pelatih. Pelatih kepala biasanya membawa staf, atau minimal menuntut komposisi staf yang sesuai filosofinya. Kedua, pembagian kewenangan. Dalam tim nasional, ada batas antara otoritas pelatih, direktur teknik, badan tim nasional, dan federasi. Ketiga, target dan indikator. Federasi bisa meminta target spesifik, pelatih bisa meminta target realistis berdasarkan waktu persiapan, lawan uji coba, serta kondisi pemain. Keempat, hal-hal administratif seperti izin kerja, timeline kedatangan, dan klausul pemutusan jika salah satu pihak tidak memenuhi komitmen.
Di titik ini, isu John Herdman menjadi bahan bakar CTR karena publik menangkap dua pesan sekaligus: sinyal internal menguat, tetapi pintu resmi belum dibuka. Bagi pembaca, ini seperti menunggu bab terakhir dari serial yang sudah terlanjur viral. Untuk PSSI, ini adalah ujian rapi tidaknya proses, karena publik akan menilai bukan hanya hasil akhir, tapi juga cara federasi mengelola rumor dan ekspektasi.
Dampak jika John Herdman benar-benar memegang Timnas Indonesia
Jika skenario ini benar, efeknya bisa terasa sejak awal, bahkan sebelum laga resmi pertama. Nama besar biasanya mengubah atmosfer: perhatian media naik, standar disiplin di kamp meningkat, dan ekspektasi suporter otomatis melonjak. Tantangannya adalah bagaimana mengubah ekspektasi menjadi dukungan yang sehat, bukan tekanan yang membunuh ruang kerja.
Dari sisi sepak bola, Timnas Indonesia butuh pola yang lebih konsisten. Publik sering merasa Timnas “bagus sesaat” lalu hilang arah. Pelatih dengan latar tim nasional dan pengalaman membangun kultur biasanya dinilai cocok untuk mengurangi pola itu. Namun di sisi lain, reputasi internasional tidak otomatis menjamin adaptasi cepat. Sepak bola Indonesia punya karakter unik: intensitas perhatian publik, dinamika liga, dan sorotan media yang bisa berubah dalam 90 menit. Ini yang membuat pembaca ingin tahu bukan hanya “apakah John Herdman jadi”, tetapi “apa yang akan ia bawa, dan apa risikonya”.
Pada akhirnya, sampai hari ini status paling aman untuk ditulis adalah: John Herdman menguat dalam pemberitaan dan disebut menjadi kandidat terdepan, tetapi PSSI melalui Zainudin Amali menegaskan prosesnya belum final karena masih tahap negosiasi dan akan diumumkan Ketua Umum setelah selesai. Selama dua fakta ini masih berdiri, rumor akan terus hidup. Dan selama rumor terus hidup, kata kunci John Herdman akan tetap menjadi mesin klik di sepak bola Indonesia.
Sumber: detiksport
