Olahraga 360 – Yongin menyala sejak 7 Juli lalu, dan aroma kompetisi Piala Asia Timur EAFF kian tajam. Korea Selatan membuka kampanye dengan menggulung Tiongkok 3-0, lantas menekuk Hong Kong 2-0 lewat dominasi 78% penguasaan bola. Hasil itu menempatkan Taeguk Warriors di puncak klasemen sementara dengan selisih gol +5, rekor nirbobol, dan total 34 high turnovers—tertinggi di turnamen.
Jepang, sang juara bertahan, belum mau ketinggalan sorotan. Samurai Blue baru sekali tampil, tetapi pesta 6-1 atas Hong Kong mencuatkan nama Ryo Germain yang memecahkan hat-trick tercepat (45 menit) sepanjang sejarah Piala Asia Timur EAFF. Sementara itu Tiongkok dan Hong Kong bergulat di dasar tabel tanpa poin; defisit gol keduanya memicu perdebatan di media Beijing soal strategi “parkir bus” Gao Hongbo.
Statistik resmi EAFF menunjukkan kesenjangan kelas: total tembakan on-target Jepang dan Korea (17) mengalahkan gabungan dua rival (9). Bahkan rasio expected goals Tiongkok hanya 0,27 saat melawan Korea—angka yang menggarisbawahi tumpulnya lini serang mereka.
Duel Kunci Piala Asia Timur EAFF Minggu Ini
Agenda padat 12–16 Juli bakal menentukan takhta. Korea Selatan menantang Jepang pada 13 Juli—duel berpotensi menyegel gelar jika Samurai Blue gagal menang dua gol atau lebih. Sebelumnya, Jepang harus melewati rintangan Tiongkok; Moriyasu diyakini memutar skuad agar Germain tetap segar. Rumor menyebut formasi 4-2-3-1 dengan Takefusa Kubo sebagai false nine cadangan kejutan.
Di kubu lawan, Hong Myung-bo tak gentar. Ia menyiapkan varian 4-2-4 agresif: wing-back Na Sang-ho bergerak sejajar penyerang, sedangkan gelandang Cho Hyun-taek merapat ke lini belakang saat diserang. Bonus uang ₩ 500 juta dari sponsor Hyundai menanti bila Korea menjuarai Piala Asia Timur EAFF tanpa kebobolan—motivasi ekstra di ruang ganti.
Tiket laga Korea–Jepang habis dalam 38 menit, memecahkan rekor penjualan daring Kakao Tix.
Pertandingan lain bukan pemanis: Tiongkok vs Hong Kong pada 15 Juli bakal menentukan reputasi Gao Hongbo yang dikecam koran People’s Daily. Jika gagal meraih kemenangan, spekulasi pemecatan pasca-turnamen hampir pasti bergaung. EAFF juga memberi lampu hijau VAR penuh demi menghindari kontroversi offside—teknologi ini diuji sukses di friendly Maret lalu.
Strategi & Statistik Turnamen
Korea Selatan – Rata-rata jarak vertikal antarlini 28 m; pressing tiga lapis menghasilkan 18 intersep per gim. Na Sang-ho mencatat 2,3 progressive pass per 90 menit, kunci membelah blok rendah.
Jepang – Mengolah bola 64% waktu bermain; Moriyasu memakai build-up diagonal, memaksimalkan overlap bek kiri Koga. Germain menembak 1 gol tiap 19 sentuhan di kotak, efisiensi 30%.
Tiongkok – Formasi 5-4-1 superdefensif; hanya 12 umpan ke final third saat kontra Korea. Gao mencoba duet Luk Xiao-Lei untuk meningkatkan counter press.
Hong Kong – Sprint melemah 0,7 m/s setelah menit 70; jarak squad length 46 m memudahkan lawan mengeksploitasi half-space.
Data high turnovers menobatkan Korea (34) dan Jepang (29) sebagai dewa pressing, sementara Hong Kong (6) tercecer. Analis AFC menyebut turnamen ini “laboratorium gegenpress Asia”: kecepatan bola rata-rata 19 km/jam—naik 8% dibanding edisi 2023.
Dampak Ekonomi dan Diplomasi Piala Asia Timur EAFF
Tak hanya drama di lapangan, Piala Asia Timur EAFF memompa ekonomi lokal. Pemerintah Gyeonggi-do melaporkan pendapatan hotel ₩ 9,8 miliar selama pekan pertama; 80% kamar dipesan via OTA internasional, menandakan magnet turis Asia Tenggara. TikTok menghitung 210 juta tayangan hashtag turnamen, 60% di antaranya dari Jepang dan Indonesia—negara yang bahkan tidak mengikuti kejuaraan ini.
Reputasi digital turut bersinar: siaran Korea-Hong Kong meraih rating televisi 17%, menggeser variety show Running Man. Sponsor Mizuno menyiapkan sepatu “Rising Cherry” jika Jepang mempertahankan trofi, sementara Hyundai menambah bonus clean-sheet Korea. Di level diplomasi, Gianni Infantino memuji ekspansi regional sebagai jembatan jarak kompetitif AFC; rumor menguat bahwa edisi 2027 akan mengundang Australia sebagai tim tamu.
Catatan keamanan masih jadi PR. Pusat Siber Korea menurunkan 312 link streaming ilegal sejak 7 Juli—rekor untuk event regional. Panitia berjanji memperkuat geo-blocking sebelum laga puncak.
Sumber: EAFF