Minumkopi.com – Indonesia vs China kembali menjadi panggung utama dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 ketika skuad Garuda menjamu tim Tiongkok di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada 5 Juni 2025. Berbekal sorakan lebih dari 60.000 pendukung, Indonesia berhasil menundukkan China dengan skor 1-0, gol tunggal dicetak lewat penalti oleh Ole Romeny di penghujung babak pertama. Kemenangan “Indonesia vs China” ini disambut meriah sebagai bukti bahwa Garuda mampu bersaing bahkan melawan tim Asia Timur.
Baca juga: Nick Woltemade: Bintang Muda Suttgart dan Timnas Jerman
Susunan Pemain & Formasi di “Indonesia vs China”
Formasi 3-4-2-1 Garuda yang Solid
Pelatih Patrick Kluivert kembali menurunkan skema 3-4-2-1, memaksimalkan kekuatan wing-back dan memadukan kreativitas di lini tengah:
-
Penjaga Gawang: Engin Audero (#12) tampil tenang menjaga gawang.
-
Tiga Bek: R. Raya (#5) di kanan, J. Idzes (#3) di tengah, J. Hubner (#23) di kiri—ketiganya mampu meredam serangan sayap China.
-
Empat Gelandang: Y. Sayuri (#8) dan C. Verdonk (#17) sebagai wing-back, sementara J. Pelupessy (#14) dan T. Haye (#19) menjalankan tugas di lini tengah.
-
Dua Gelandang Serang: E. M. Vikri (#7) dan R. Kambuaya (#15) bertugas menghubungkan penguasaan bola dengan penyerang.
-
Penyerang Tunggal: O. Romeny (#10) menjadi ujung tombak, memanfaatkan umpan dari sayap dan area kotak penalti.
Sejak peluit kick-off, Garuda langsung menekan tinggi. Kombinasi pressing Y. Sayuri, Marc Klok (yang sebenarnya memulai di bangku), dan Rachmat Kambuaya menunjukkan bahwa formasi “Indonesia vs China” memang dirancang untuk memaksa Tiongkok bermain cepat dan sering melakukan turnover.
China Tampil Hati-hati dengan 4-1-2-1-2
Pelatih Bruno Ivanković (pengganti Marcello Lippi) menurunkan formasi 4-1-2-1-2 untuk “Indonesia vs China”:
-
Penjaga Gawang: Yan Junling (#1) menjaga gawang, mengandalkan reflek cepat.
-
Empat Bek: H. T. Hu (#13) di kiri, C. J. Zhu (#5) & P. F. Han (#18) di tengah, Z. Yang (#17) di kanan.
-
Gelandang Bertahan: S. Wang (#6) menjadi jangkar, memotong serangan cepat Garuda.
-
Dua Gelandang Tengah: H. Y. Xu (#7) di kiri dan Y. J. Cao (#19) di kanan berupaya mengendalikan tempo.
-
Gelandang Serang: Serginho (#8) bertugas sebagai playmaker utama.
-
Dua Penyerang: Y. Wang (#11) dan Y. Zhang (#9) diandalkan untuk memanfaatkan setiap umpan silang ke kotak penalti.
China membuka permainan dengan sabar: penguasaan bola mereka mencapai 53% (berbanding 47% milik Indonesia), membuktikan niat mereka mengontrol tempo. Namun, intensitas pressing Garuda membuat lini pertahanan Tiongkok beberapa kali tergesa-gesa memotong umpan.
Gol Penalti Romeny: Momen Penentu “Indonesia vs China”
Babak Pertama Berlangsung Ketat
Hingga menit 40, tembakan di kedua sisi relatif minim. Garuda lebih banyak mengandalkan serangan balik cepat—kombinasi umpan terobosan Witan Sulaeman dan distribusi bola dari J. Pelupessy. Sementara China beberapa kali menggempur dengan aksi dribel Wu Lei, lini belakang Garuda, dipimpin J. Idzes dan J. Hubner, sukses memblokir sebagian besar ancaman.
Penalti di Menit ke-42
“Indonesia vs China” berubah dramatis pada menit 42: Xu Haoyang (#7) melakukan pelanggaran tekel di area 16-pas Garuda saat memotong laju Y. Sayuri (#8). Wasit asal Oman, Taleb Saleh, sempat ragu, namun setelah pengecekan VAR selama hampir satu menit, penalti pun diberikan kepada Indonesia. Atmosfer Stadion GBK langsung memuncak saat puluhan ribu suporter Garuda berdiri menyemangati.
Ole Romeny (#10) maju sebagai eksekutor. Dengan tenang, ia menempatkan bola ke sisi kiri gawang—membuat Yan Junling (#1) salah antisipasi. Skor “Indonesia vs China” berubah menjadi 1-0 tepat pada menit 45+1’. Selebrasi Romeny di depan tribun barat membuat gemuruh suporter semakin bergemuruh, menandai keunggulan menguntungkan jelang turun minum.
Babak Kedua: China Gempur, Garuda Bertahan Teguh
Tekanan China, Garuda Masih Kokoh
Memasuki babak kedua, Tiongkok berusaha mengejar ketertinggalan. Mereka menurunkan Chengyu Liu (#20) dan Tyias Browning (#2) untuk menambah kecepatan di sektor sayap dan kedalaman lini belakang. “Indonesia vs China” di 20 menit awal babak dua didominasi penguasaan bola China, namun Garuda bertahan dengan blok ganda: J. Idzes berpadu rapat dengan R. Raya, memotong setiap tendangan silang dan umpan terobosan.
Pada menit 60, sebuah peluang emas lahir ketika Serginho (#8) melepaskan tembakan voli dari luar kotak penalti, namun bola masih membentur tiang. Beberapa menit kemudian, D. Wang (#14) di bawah mistar China melakukan penyelamatan gemilang—menepis sundulan Romeny yang memanfaatkan umpan silang Beckham Putra (#6).
Pergantian Mampu Menjaga Keunggulan
Pelatih Patrick Kluivert pun melakukan rotasi: di menit 62, Yakob Sayuri (#8) digantikan oleh Beckham Putra (#6) untuk menambah kreativitas di sayap kanan guna meredam laju Chengyu Liu. Beberapa menit kemudian, R. Kambuaya (#15) ditarik keluar, digantikan Ivar Jenner (#18) untuk menambah daya jelajah lini tengah. Gaya bertahan Garuda sedikit berubah—mereka tak lagi pressing setinggi babak pertama, melainkan melakukan pressing terukur di tengah lapangan.
China mencoba menekan hingga menit akhir. Pada menit 76, mereka menukar Zhang Yuning (#10) dengan Wang Ziming (#22), berharap memanfaatkan kecepatan pemain muda tersebut. Namun, hampir setiap upaya penetrasi terhenti oleh blok J. Hubner (#23) atau intersep cerdas T. Haye (#19).
Saat memasuki injury time, “Indonesia vs China” menyajikan ketegangan:
-
90+6’: Ivar Jenner (#18) menerima kartu kuning usai melakukan tekel keras di lini tengah.
-
90+7’: Liu Dianzuo (#12) (kiper cadangan China) juga diberi kartu kuning akibat protes keras.
Hingga peluit panjang, skor “Indonesia vs China” tidak berubah: 1-0 untuk kemenangan Garuda.
Statistik Lengkap “Indonesia vs China”
Berikut rangkuman data statistik “Indonesia vs China” yang menunjukkan seberapa ketat pertemuan ini:
-
Shots (Indonesia 13 |\ China 5)
Garuda melepaskan 13 tembakan, dengan 3 di antaranya tepat sasaran, sementara China hanya melepaskan 5, 1 di antaranya on target. -
Possession (Indonesia 47% |\ China 53%)
Meskipun kalah tipis dalam penguasaan bola, Garuda berhasil memanfaatkan peluang secara efisien dan solid di lini belakang. -
Passes (Indonesia 350 |\ China 372)
Akurasi umpan: 80% untuk Indonesia, 84% untuk China. Data ini menunjukkan bahwa China memang sedikit lebih nyaman memegang bola, tetapi Garuda cukup disiplin dalam distribusi. -
Fouls (Indonesia 12 |\ China 16)
Laga berjalan keras, terutama di sayap andalan kedua tim. Dua kartu kuning untuk Indonesia (Yakob Sayuri #8, Ivar Jenner #18) dan tiga untuk China (Xu Haoyang #7, Wei Shihao #10, Liu Dianzuo #12). -
Corners (Indonesia 3 |\ China 5)
China lebih banyak mendapatkan peluang dari bola mati sudut, tetapi tak satu pun berhasil dikonversi menjadi gol.
Klasemen Grup C Pasca “Indonesia vs China”
Pos | Tim | MP | W | D | L | GF | GA | GD | Pts |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Japan | 9 | 6 | 2 | 1 | 24 | 3 | +21 | 20 |
2 | Australia | 9 | 4 | 4 | 1 | 14 | 6 | +8 | 16 |
3 | Saudi Arabia | 9 | 3 | 4 | 2 | 6 | 6 | 0 | 13 |
4 | Indonesia | 9 | 4 | 3 | 2 | 10 | 13 | -3 | 15 |
5 | Bahrain | 9 | 1 | 3 | 5 | 5 | 15 | -10 | 6 |
6 | China | 9 | 0 | 2 | 7 | 6 | 20 | -14 | 2 |
-
Indonesia (Posisi 4, 15 poin): Menyalip Saudi Arabia berkat kemenangan “Indonesia vs China”, membuka peluang lolos jika Garuda mampu mengalahkan Jepang atau menahan imbang Australia.
-
China (Posisi 6, 2 poin): Hanya mampu meraih 2 hasil imbang dari 9 laga, kini terancam tereliminasi dini jika tidak ada keajaiban di dua pertandingan terakhir.
Cerita Lapangan dan Suasana GBK
Suporter Garuda:
Sejak sore, tribun GBK sudah dipenuhi suporter dengan atribut merah putih. Tepuk tangan meriah terdengar saat para pemain melakukan pemanasan. Ketika penalti diberikan, sorakan suporter seolah menjadi kekuatan tambahan bagi Romeny. Selepas gol, kembang api mini dinyalakan para penonton di tribun utara, menambah kemeriahan.
Tekanan Mental di “Indonesia vs China”:
China memasang tekanan sejak babak pertama, berusaha menguasai bola. Namun, setiap kali mendekat kotak penalti Indonesia, suporter Garuda menyoraki keras, membuat pemain China tampak ragu sesaat. Tekanan mental ini mungkin menjadi salah satu faktor kenapa eksekusi penalti “Indonesia vs China” berhasil sepenuhnya—kiper China sempat tertekan di depan penjaga gawang lawan.
Lini Pertahanan Garuda yang Kokoh:
Meskipun mencetak gol lebih awal, Garuda tidak rela turun mengandalkan pertahanan semata. Justru, Patrick Kluivert mendorong R. Raya (#5) dan C. Verdonk (#17) untuk tetap naik membantu serangan balik. Akhirnya, keberanian ini terbukti dengan beberapa peluang lain yang hampir memperlebar skor.
Kesimpulan: Makna Kemenangan “Indonesia vs China”
-
Bukti Kesiapan Garuda di Level Asia
Kemenangan 1-0 atas China menjadi bukti bahwa Garuda semakin matang secara teknik dan mental. Dengan persentase penguasaan bola di bawah lawan (47%), Garuda mampu memaksimalkan peluang dan menahan tekanan selama 90 menit. -
Dukungan Suporter yang Menjadi Energi Tambahan
Ribuan suporter di GBK membuktikan bahwa sepak bola Indonesia masih memiliki basis fan kuat—suara mereka menjadi “pemain ke-12” yang membantu menekan mental lawan. -
Harapan di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Dengan 15 poin, Indonesia kini berada di posisi keempat dan memiliki peluang besar untuk merangkak ke peringkat kedua jika dapat mengunci hasil positif di laga selanjutnya melawan Jepang dan Australia. -
Pelajaran bagi China
Hasil “Indonesia vs China” menunjukkan bahwa meskipun penguasaan bola mencapai 53%, efisiensi di kotak penalti serta disiplin pertahanan menjadi kunci. China wajib mengevaluasi finishing serta komunikasi antar lini untuk laga sisa.
Penutup
Mal malam di GBK semalam menghantarkan satu pesan: sepak bola Indonesia telah bangkit dan siap bersaing di level Asia. Hasil “Indonesia vs China” 1-0 adalah bukti nyata bahwa dedikasi, semangat sportivitas, dan dukungan suporter mampu mendorong Garuda meraih kemenangan bersejarah. Jangan lewatkan kisah lanjutan Garuda di kualifikasi Piala Dunia 2026—karena semangat “Indonesia vs China” akan terus bergema!